Begini Kargozari Amal 40 Hari Keluar di Jalan Allah, Tapteng Barus

11:49 AM

karguzari
Kargozari amal artinya laporan singkat mengenai aktivitas dakwah selama khuruj fisabillah. Aktivitas dakwah dan tabligh yang dilakukan jamaah tabligh di seluruh dunia membawa fikir dan risau sebagaimana Baginda Nabi Muhammad saw. dan para sahabat r.a. yakni, menyeru manusia untuk taat kepada Allah SWT.

Sesungguhnya semua manusia dan umat akhir zaman adalah bersaudara yang disatukan oleh kalimat iman: “La Ilaaha illallah, Muhammadur Rasulullah. Dunia sementara, akhirat selama-lamanya. Makhluk tidak kuasa, Allah SWT Mahakuasa.” Nabi bersabda,“Perbaharui iman dengan memperbanyak ucapan La Ilaaha illallah, niscaya engkau berjaya!”

Keluar di Jalan Allah-Khuruj Fi Sabillah adalah perintah Allah SWT dengan mengorbankan harta-diri-waktu-perasaan untuk mendapatkan iman yakin terhadap kalimat thoiyibah “La Ilaaha illallahMuhammadur Rasulullah.” Maksud iman yakin adalah meyakini bahwa tidak ada yang berhak disembah selain Allah SWT, dan satu-satunya cara untuk mendapatkan kebahagiaan dunia dan akhirat hanya dengan menjalankan dan menghidupkan sunnah nabi dan sunnah khulafaur rasyidin.

Selama bergerak 40 hari di Tapanuli Tengah ada sekitar 10 masjid yang didatangi. Setiap masjid memiliki karakter dan kondisi tersendiri, antara lain:

  • 2/10/2017: Masjid As-Shiddiq Medan Sunggal.

sekitar masjid, tidak terlalu banyak warga tempatan. Sebagian besar yang shalat di Masjid As-Shiddiq adalah pelintas jalan yang pergi dan pulang menempuh jalan alternatif Srigunting, Sunggal Kanan, Setia Makmur, Kampung Lalang, Pantai Harapan, dan Sei Mencirim.

  • 3/10/2017: Masjid Nurul Ikhlas Polres Sibolga.

Masjid ini letaknya persis di dalam lokasi Polres Sibolga. Setiap Hari Jum’at pelajar umumnya memilih shalat di masjid Polres. Hari-hari biasa pada waktu shalat fardhu yang shalat tidak terlalu ramai.

  • 4/10/2017: Masjid Al-Hikmah, Kota Baringin Sibolga.

Masjid Al-Hikmah di Kota Baringin Sibolga, termasuk masjid yang ramai dan padat karena berdekatan dengan pajak, sekolah, dan perkantoran. Sibolga kotanya kecil. Di belakang gunung, di depannya adalah lautan. Daratannya sedikit sekali, sehingga gunung harus dikikis untuk memperlebar daratan dan akibatnya longsor. Ruko-ruko tiada berpenghuni di Kota Sibolga mulai dipenuhi walet.

  • 7/10/2017: Masjid Al-Azhar, Sorkam Kiri.

Di belakang Masjid Al-Azhar terdapat aliran Sungai Sibundong. Warga Sorkam kiri, umumnya adalah nelayan, pencari pasir, dan pedagang di Pajak Onan yang buka setiap pekan Hari Rabu dan Hari Sabtu. Dari Sorkam Kiri bisa tembus ke Botot, Teluk Roban, dan Pasar Sorkam melalui jalan sungai dan jalan darat.

  • 10/10/2017: Masjid As-Syuhada, Sorkam Kanan.

Setelah melewati jembatan Aek Sibundong terdapat sebuah masjid tua (Masjid Syuhada). Satu-satunya bagian yang masih asli adalah mimbar khatib yang berusia ratusan tahun. Di Sorkam Kanan terdapat kuburan tua Raja-raja Sorkam, dan istana raja yang kini menjadi sebuah pesantren. Di Sorkam kanan terdapat rumah Akbar Tandjung.

  • 13/10/2017: Masjid Nurul Bahri, Pasar Sorkam.

Di Pasar Sorkam terdapat sebuah kuala (kualo). Perahu-perahu bermesin dompeng ditambatkan di dermaga tradisional. Menjelang pasang barulah perahu-perahu tersebut diperjalankan. Nelayan Pasar Sorkam punya kesepakatan bersama agar tidak melaut di Hari Jum’at. Dari tepian pantai di Pasar Sorkam sudah terlihat Pulau Mursala.

  • 16/10/2017: Masjid Nurul Falah, Pulo Pane.

Di sepanjang jalan Sibolga-Barus, Pulo Pane termasuk unik. Di sini cuaca dan hawanya memang hangat (pane-panas). Di Pulo Pane pemandangan sangat menarik. Terdapat Sungai Hantu, airnya dangkal, kerbau-kerbau bisa berenang dan menyebrang. Kemudian ada sebuah pulau yang bernama Pulo Pane. Bila pasang daratannya menyatu, apabila air surut maka menjadi pulau tersendiri. Subhanallah.

  • 21/10/2017: Masjid Taqwa Barangbang.

Di masjid Barangbang airnya jernih dan manis, khas air gunung. Kemudian di sepanjang jalan lintas menuju Barus terhampar Pantai Barat Sumatera, Samudera Hindia. Pabila siang air berwarna hijau, maka menjelang petang berwarna biru. Pokok kelapa muda di mana-mana. Dari bibir pantai terlihat Pulau Karang.

  • 23/10/2017: Masjid Jamik Sigambo-gambo.

Masjid Jamik Sigambo-gambo berada di Jalan Muara Laut. Letaknya sangat strategis di persimpangan menuju Kota Barus dan Pananggahan Makam Papan Tinggi Syaikh Machmud, Makam Mahligai Syaikh Rukunuddin, Makam Syaikh Ambar, Makam Syaikh Batu Badan, Makam Syaikh Machdum.

  • 26/10/2017: Masjid Al-Huda, Padang Masiang.

Masjid Al-Huda berada di pusat Kota Barus. Tidak jauh dari masjid terdapat sebuah kampus dan bangunan yang terbengkalai yakni, Museum Barus Raya yang tak kunjung rampung.

  • 29/10/2017: Musholla Papa Dolo Aek Dakka Bulu Duri.

Di depan musholla Papa Dolo terdapat Sungai Sirahar, Aek Dakka Bulu Duri. Nama jalan di Musholla Papa Dolo adalah Jalan Syaikh Rukunuddin, terusan dari Jalan Fansuri Padang Masiang.

  • 2/11/2017: Masjid As-Siddiq Sunggal Kanan.

Istirahat, menempuh perjalanan dari Kota Barus menuju Kota Medan.

  • 3/11/2017: Masjid Al-Ikhlas Sunggal Kanan

Iktikaf dan silaturahmi.

  • 5/11/2017: Masjid Jamik, Kampung Lalang

Meneruskan sisa masa selama 40 hari keluar di jalan Allah. Masjid Jamik lahannya subur untuk menyampaikan kalimat iman. Sebab, di sinilah berkumpulnya para manusia-manusia yang haus hidayah. Di masjid inilah pada akhir tahun Da’i-da’i dihantarkan Allah menuju Makkah-Madinah, Qatar, dan Yordania.

Akhirul kalam, hari ini orang sibuk untuk mengubah orang lain, tetapi tidak pernah berpikir untuk mengubah diri sendiri.Keluar di Jalan Allah (A day spent in the path of Allah) dalam rangka islah (memperbaiki) diri agar amal-amal agama dan sunnah-sunnah nabi dan sunnah khulafaur rasyidin dapat teramalkan. Insya Allah!

Penulis: Setiadi Rachmat Saleh
Sumber SeMedan.com
Previous
Next Post »
0 Komentar